Baru heboh langsung ambruk, inikah sebab terpuruknya dunia percupangan?

 




"Mas, kenapa di Indonesia sulit sekali membuat organisasi seperi IBC?" pertanyaan saya di jawab oleh seorang senior di dunia percupangan dengan sebuah kalimat sederhana,"ada banyak kepentingan."
    Saya tidak langsung percaya, karena pada saat pertanyaan ini saya lontarkan, dunia percupangan di Indonesia sedang marak-maraknya. Harga ikan cupang bisa mencapai belasan juta.
    Kini kemarakan itu sudah reda, dunia percupangan kembali "sepi". Saya menanyakan beberapa teman yang pada saat pandemi menanggok keuntungan yang cukup banyak dari ikan cupang. Ternyata hampir 70 % dari mereka sudah tidak menekuni dunia percupangan lagi. "Sudah tidak ada pembeli" kata mereka.
Saya kemudian melakukan penyelidikan kecil apa saja penyebab "sepi" nya dunia percupangan.
   Penyelidikan kecil itu menghasilkan beberapa jawaban, Percupangan sangat mengandalkan social media sebagai alat promosi dan penjualan. Social media bagaikan dua mata pisau. Di satu sisi sangat membantu penjualan dan di sisi lain dapat sekejap meruntuhkan usaha seseorang.
   Facebook dan Instagram adalah dua platform social media yang paling sering digunakan dan menjadi tulang punggung marketing percupangan di Indonesia. Hal yang sangat beresiko karena menurut ketentuan, penjualan hewan di kedua media tersebut dilarang. Tak ayal ribuan akun tumbang ketika ada "razia"
   Tak hanya itu, saya juga mendapatkan beberapa pendapat bahwa kemarakan percupangan 2019 kemaren berimbas ke "hancurnya" harga ikan cupang saat ini.Loh kok bisa begitu? Penjualan masif terutama sepasang ikan cupang dengan harga yang cukup murah mengakibatkan banyak yang dengan mudah beternak ikan cupang serta menjualnya. Maka muncullah sebutan pemain baru percupangan. Hukum ekonomi mengatakan ketika supply (supply di sini adalah ikan cupang) lebih banyak dari demand (demand di sini adalah pembeli ikan cupang) maka harga produk akan jatuh.
   Tentu saja pendapat-pendapat tersebut tidaklah merupakan penyebab utama redupnya dunia percupangan. Saya juga melakukan pencarian di internet dan mengamati apa saja yang terjadi sejak pandemi hingga sekarang.
   Saya menemukan hal menarik, sejak awal pandemi, dunia hobi meningkat tajam. Mulai dari mainan, game elektronik, sepeda hingga hewan peliharaan mengalami kenaikan penjualan. Tentu saja percupangan termasuk di dalamnya. Ketika semua orang sudah bisa kembali beraktifitas dengan bebas di luar rumah, lambat tapi pasti, penjualan di dunia hobi menurun. Memang tidak semua produk yang mengalami penurunan tajam, namun di beberapa hobi cukup membuat dompet penjual kering kerontang.
   Sebenarnya hal-hal di atas sudah diprediksi oleh pak Jokiweda di Instagram live bettafish ina pada tahun 2019. Beliau mengatakan bahwa dalam 4 tahun ikan cupang akan tidak heboh lagi. Pernyataan itu terbukti, bahkan tidak sampai 4 tahun.
  Pada saat itu saya berpikir keras bagaimana mengajak para senior untuk bersama membuat sebuah wadah atau organisasi percupangan yang nantinya dapat mengantisipasi terjun bebas nya pasar ikan cupang. Maka kembal ke pendahuluan artikel ini dimana saya mengajukan pertanyaan dan ternyata memang benar, setiap pelaku usaha pasti mempunyai kepentingan masing-masing dan itu sangat sulit untuk dilebur dalam sebuah visi dan misi yang sama. Hal itu bukanlah sesuatu yang salah, namun memang budaya, sudut pandang dan dasar hobi percupangan di Indonesia berbeda dengan negara lain. Jop Van Esch mengatakan perbedaan percupangan di Indonesia dan eropa adalah di Asia (pada artikel ini yang dimaksud adalah Indonesia) dasar hobinya adalah ekonomi dan di eropa adalah kesenangan.
  Keterpurukan ini tentunya tidak dirasakan seluruh pelaku percupangan, masih ada para senior yang merupakan peternak profesional bertahan. Mereka berhasil bertahan karena ilmu dan pengalaman yang sudah mumpuni.
   Dibalik kesulitan ini saya pribadi mempunyai keyakinan bahwa ini merupakan siklus yang akan berulang. Roda tak selamanya berada di bawah.
   Artikel ini saya tulis sebagai kilas balik percupangan sebelum masuknya tahun 2023. Saya masih menaruh harapan besar semua pemain ikan cupang yang telah menyatakan diri pensiun, kembali meramaikan dunia percupangan. Sebuah hal besar tak mungkin dipikul sendiri. Kerjasama dan kebersamaan adalah kuncinya

Comments